Problematika pendidikan islam

 BEBERAPA PROBLEMATIKA YANG ADA DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

 

Oleh : 

Dita Srinaningsih (210101160)

Universitas Islam Negeri Mataram, Jl Gajah Mada No.100 Mataram,Mataram 83116 Indonesia

 

 

ABSTRAK 

Pendidikan Islam pada saat ini sangat diminati oleh semua jenjang pendidikan. Baik itu yang setara dengan siswa pada jenjang Sekolah Dasar sampai dengan ke Perguruan Tinggi. Sebab terjadinya banyak peminat ialah karna saat ini perkembangan yang terjadi pada Lembaga Pendidikan Islam sangat lah banyak, salah satu diantaranya ialah dalam kurikulumnya mencakup beberapa pelajaran umum yang diajarkan oleh para tenaga pengajar yang ada di lembaga pendidikan islam. Membahas mengenai perkembangan yang terjadi tentunya, tekhnologi merupakan salah satu faktor pendukung dan upaya untuk bisa melakukan perkembangan dalam lembaga pendidikan islam. Melalui tekhnologi tersebutlah yang sangat memudahkan para pendidik  dan yang didik secara umum untuk terus mengembangkan pemikiran maupun metode dalam pendidikan islam. Namun dibalik kemudahan yang ditawarkan oleh tekhnologi kita juga harus berhati hati karna hal itu juga bisa menjadi hambatan dalam pendidikan islam. Dengan kita sama-sama mengetahui hambatan yang akan terjadi kita bisa berupaya agar bagaimana cara dalam menghindari hambatan tersebut. Tekhnologi merupakan suatu alat yang hampir tak bisa terlepaskan dari kehidupan manusia di zaman ini. Tentunya alat tekhnologi akan berdampak pada dua hal yakni dampak positif dan negatif. Dan dari dampak itulah beberapa problematika dalam pendidikan islam dapat terjadi. 

Abstract 

Islamic education at this time is in great demand by all levels of education. Whether it's the equivalent of students at the elementary school level to college. Because there are many enthusiasts because currently the developments that occur in Islamic Educational Institutions are very many, one of which is that the curriculum includes several general lessons and is taught by figures in Islamic educational institutions. Discussing the developments that occur, of course, technology is one of the supporting factors and efforts to be able to make developments in Islamic educational institutions. Through this technology, it is very easy for general educators to continue to develop thinking in Islam.  But behind the convenience offered by technology, we must also be careful because it can also overcome. obstacles in us. By knowing the obstacles that will occur we can work on how to avoid these obstacles. Technology is a tool that can hardly be separated from human life in this era. Of course, technology tools will have an impact on two things, namely positive and negative impacts. And it is from that impact that some problems in Islamic education can occur.

 PENDAHULUAN

Pendidikan sangat berperan penting dalam perubahan moral peserta dirik, sejalan dengan tujuan pendidikan agama islam yaitu untuk meningkatkan keimanan, penghayatan, dan pemahaman nilai-nilai keagamaan (keIslaman). Sehingga menjadikan peserta didik menjadi mukmin yang bertaqwa kepada Allah SWT. 

Pendidikan menjadi sangat penting atas dasar adanya kesadaran dalam masyarakat. Namun tak bisa dipungkiri tidak semua masyarakat sadar akan hal itu. Penyebab ketidaksadaran masyarakat pun terdiri dari beberapa faktor, diantaranya ialah, minimnya informasi yang ada dikalangan masyarakat tersebut. Bahkan ada pula dalam suatu kawasan yang menolak modernisasi karena kentalnya adat istiadat yang mereka anut yaitu suku baduy, suku baduy sangat menutup mata dan telinga dari pengaruh luar.

Maka dari itu ruang lingkup pendidikan sangat lah penting bagi pendidikan itu sendiri. Dalam komponen pendidikan yang ada di ruang lingkup sekolah yang paling berperan penting dalam proses pembelajaran adalah guru pendidikan agama Islam itu sendiri, sehingga tujuan dalam proses pendidikan itu sangat berpengaruh terhadap kesiapan pendidik.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 Bab I pasal 2 menyebutkan Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanyayang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Dalam hal ini dapat kita ketahui bersama akan pentingnya pendidikan agama bahkan dalam undang-undang pun sudah disebutkan akan pentingnya hal itu.

Menurut Ismail Thaib dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam terkait dengan pendidikan islam ia mengatakan bahwa pendidikan islam hari ini, secara jujur harus diakui, belum mampu melahirkan manusia-manusia yang memiliki "seesuatu" sebagai tempat menyandarkan nilai-nilai islami. Menurutnya lembaga Pendidikan Islam saat ini baru mampu menghasilkan teoretisasi pendidikan islam namun belum mampu menghasilkan pelaku yang menjadi praksis Pendidikan Islami. Tentu saja hal itu merupakan suatu hal yang pastinya memilki hambatan yang terdapat dalam lembaga Pendidikan Islam sehingga tidak mampu melahirkan Praksis Pendidikan Islam.

METODE 

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis kepustakaan. Penelitian ini menggali konsep mengenai Problematika yang terjadi pada Pendidikan Islam. Penelitian pustaka adalah suatu kegiatan penelitian dengan mengumpulkan data baik dari hasil bacaan, catatan, serta diskusi-diskusi kecil terkait dengan pendidikan dan tanpa melakukan sebuah riset dalam penelitian ini. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian bersifat pustaka ini merupakan suatu pengumpulan data dengan cara mendapatkan data informasi terkait permasalahan yang ada di buku, dokumen, catatan, maupun sejarah yang menceritakan permasalahan yang sedang di teliti. Penetilian bersifat kepustakaan dapat diartikan juga sebagai mencari informasi melalui perpustakaan atau pada perpustakaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pendidikan Islam menurut Ismail Thaib Merupakan sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang memiliki metode pendekatan tersendiri didalam memahami suatu fenomena. Sebagai suatu disiplin ilmu pendidikan islam tidak mampu memberikan jawaban tuntas mengenai pertanyaan mendasar tentang manusia. Dalam pendidikan islam manusia merupakan objek dan subjek pendidikan. Dan pendidikan yang benar adalah pendidikan yang mampu memahami manusia secara benar. Tanpa memahami manusia secara benar maka praktik pendidikan dapat menimbulkan masalah bagi manusia itu sendiri. 

Dalam hal ini dapat kita ketahui bersama bahwasannya hambatan yang terjadi pada lembaga pendidikan islam terkait dengan metodenya sebagai disiplin ilmu tidak bisa berjalan sendiri, dan membutuhkan keterlibatan filsafat. Sehingga seharusnya dimanapun adanya pendidikan islam harus selalu bergandengan dengan filsafat secara umum, dan filsafat pendidikan islam secara khusus. Seharusnya pembelajaran terkait dengan pendidikan islam di tingkat manapun seperti Madrasah Aliyah dan semcamnya, bisa melibatkan filsafat didalamnya, meski tidak begitu dalam membahas mengenai filsafat.

Pada zaman ini semua Lembaga Pendidikan menggunakan tekhnologi termasuk juga lembaga Pendidikan Islam yang tak mau ketinggalan zaman. Lembaga Pendidikan Islam terus memajukan komponen komponen dalam Lembaga Pendidikan Islam yang membuat masyarakat tertarik dan mendapatkan peminat yang banyak. Dengan tekhnologi yang berkembang, informasi dari segala sudut pandang pun ikut di serap oleh Pendidikan Islam terkait dengan Agama Islam. Agar tetap menjaga kualitas dari Pendidikan Islam, dengan semakin majunya tekhnologi yang digunakan dalam Pendidikan Islam hal itu juga dapat meningkatkan citra Pendidikan Islam itu sendiri. 

Informasi yang didapat sangat luas, segala sesuatu menjadi mudah diakses akibat dari tekhnologi.

Islmail Thaib menuliskan Dalam jurnalnya yang berjudul Tekhnologi Pembelajaran Dalam Pengembangan Profesional Pendidikan Agama Islam di Indonesia, disana ia mengatakan sejak dahulu penolakan terhadap tekhnologi ditemukan pada cara cara beragama, termasuk komunikasi digital (Robinson, 2009). Namun hal itu terjadi kemungkinan karena tekhnologinya belum berkembang seperti sekarang ini.  Para tokoh-tokoh Islam menyampaikan ekspresi keagamaannya melalu ceramah, pidato dan tulisan sehingga memungkinkan masa itu islam menolak tekhnologi.

Pada zaman ini tekhnologi sangatlah penting bagi proses kehidupan manusia. Sekian banyak umat manusia cenderung memiliki tekhnologi disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Termasuk dalam Pendidikan Islam tekhnologi pun sudah banyak dan bahkan Pendidikan Islam pun bisa dikatakan memiliki kecenderungan pada tekhnologi. Namun segala sesuatu pasti memiliki nilai positif dan negatif. Tak terkecuali pada tekhnologi dalam Pendidikan Islam.

Islam memandang tekhnologi sebagai hal yang dapat memajukan Pendidikan Islam baik dari berbagai Aspek. Namun tidak hanya tekhnologi perkembangan pemikiran pun harus sejalan.

Hambatan yang terjadi terkait tekhnologi pada Pendidikan Islam ialah ketika para peserta didik pada umumnya selalu mengandalkan tekhnologi, hingga lupa bagaimana perjuangan yang harusnya mereka lalui. Contoh nya ketika adanya ulangan tengah semester mereka mencari cara bagaiamana untuk mendapatkan jawaban dari internet, yang dimana seharusnya mereka benar benar mengerti materi  yang telah disampaikan.

Dalam hal ini menjadikan peserta didik selalu menganggap spele apa saja yang disampaikan pengajar dan enggan untuk berfikir secara kritis.

Terkait dengan berfikir kritis Ismail Thaib menuliskan dalam jurnalnya yang berjudul Refleksi Dalam Pembelajaran inkuiri: Dampaknya Pada Penguatan Berfikir Kritis Mahasiswa Di tinjau dari Gaya Kogniti, dia mengatakan bahwa inkuiri dipandang sebgai panduan yang memadai ketika tujun pembelajaran mengarah kepada peningkatan kapasitas atau kualitas berfikir Mahasiswa.

  Metode pembalajaran inkuiri sangat penting diterapkan di Indoneisa, agar para mahasiswa pada khususnya mampu berfikir secara kritis.

Selain itu berfikir kritis juga bisa dipelajari dalam filsafat. Ismail Thaib menuliskan dalam bukunya bahwa filsafat secara umum merupakan proses berfikir yang dilakukan secara mendalam (radikal), sistematis, dan universal untuk mengetahui hakikat kebenaran sesuatu. Selain menggunakan metode inkuiri kita juga bisa mendalami filsafat agar kita sebagai seseorang yang berkesempatan menjadi mahasiswa ini dapat melihat segala sesuatu dengan berfikir kritis.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari analisis terkait pembahasan yang ada, maka dalam semua perubahan perkembangan zaman, Problematika yang ada di Pendidikan Islam saat ini bermacam-macam, tetapi tentunya tidak menyurutkan semangat para pemikir dan tokoh pendidikan, bahkan para pemikir dan tokoh pastinya menemukan solusi bagi semua hambatan yang ada di Pendidikan Islam. 

Terkait dengan hal itu penting juga untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa agar tidak selalu memiliki kecenderungan terhadap tekhnologi hingga menyerap informasi langsung tanpa berfikir kritis terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail Thoib,Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam (Mataram: iMANi maret 2019)

Ismail Thoib, Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam (Mataram: iMANi 2019) hal.61 

Ismail Thoib, Tekhnologi Pembelajaran Dalam Pengembangan Profesional Pendidikan Agama Islam di Indonesia (Mataram: JIME 2022)

 

Ismail Thoib, inkuiri dipandang sebgai panduan yang memadai ketika tujun pembelajaran mengarah kepada peningkatan kapasitas atau kualitas berfikir Mahasiswa (Mataram: Lensa 2021)

 

Ismail Thoib, Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam ((Mataram: iMANi 2019)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas tentang tenang

Aku tak mampu , engkau yang memampukanku

Kembalilah lihat lagi perasaan mu saat ini